Perkembangan
Payudara
Kelenjar
mamae manusia berasal dari ectoderm. Kelenjar ini pertama kali dapat terlihat
pada embrio yang berusia 4 minggu
sebagai tunas (BUD) atau nodul dari jaringan epitel yang tampak disepanjang
garis yang disebut Krista susu. Kelenjar mammae manusia merupakan stuktur
tuboalveolar yang terdiri atas 15-25 lobus yang irregular yang letaknya radier
menjauhi putting.
Pada
awal kehamilan terdapat pertumbuhan dan percabangan yang cepat pada bagian
terminal lobules yang rudimenter. Vaskualaritas meningkat dengan cepat. Sekitar
kehamilan minggu ke 8 mulai terjadinya diferensiasi alveolar yang sesungguhnya.
Asinus kelenjar yang sesungguhnya terlihat sebagai alveolus berlumen yang
dibatasi oleh satu lapis sel mioepitel. Alveolus berhubungan dengan duktuk
lactiferous yang lebih besar melalui ductus intralobular. Sekresi alveolar
dimulai pada kehamilan trimester kedua. Pada trimester ketiga sekresi yang kaya
immunoglobulin tampak memenuhi alveolus.
Pembentukan
Air Susu
Pada dasanya air susu merupakan emulsi lemak dalam fase
cairan yang isotonic dengan plasma. Air susu manusia yang telah matang
mengandung 3-5% lemak, 1% protein, 7% laktosa, dan 0,2% mineral, serta
memberikan kalori sebesar 60-75 kkal/dl. Protein-protein yang utama pada air susu
manusia adalah kasein, alfa lakto albumin, laktoferin imunologlobulin A,
lisozim, dan albumin. Air susu yang pertama kali dikeluarkan setelah melahirkan
yaitu kolostrum. Kolostrum mengandung protein yang lebih tinggi sebagian besar
immunoglobulin serta kandungan gula yang lebih rendah dibandingka air susu yang
diproduksi kemudian.
Sel
epitel alveolus yang memproduksi susu merupakan sel yang terpolarisasi dan
sangat berdiriferensiasi yang berfungsi mengakumulasi, mensintesis, mengemas,
dan mengeluarkan air susu.
Terdapat
empat jalur transelular untuk
pembentukan air susu yang sesuai di dalam alveolus payudara. Jalur yang pertama
meliputi sekresi kation monovalen dan air. Air dialirkan melalui sel alveolus
melalui gradient konsentrasi yang dibangun oleh gula susu yang spesifik;
ion-ion mengikuti gradient elektrokimia. Jalur yang kedua meliputi transport
immunoglobulin yang dimediasi reseptor. Imunoglobulin A memasuki sel epitel
setelah berikatan dengan reseptornya, menjadi
terinternalisasi dan ditranspor ke apparatus golgi atau membrane apical
pada sel untuk disekresi. Jalur yang ketiga meliputi sintesis dan
transport lemak susu, yang disintesis di
dalam sitoplasma dan reticulum endoplasma halus. Lemak susu kemudian
beragregasi menjadi droplet yang bergabung untuk membentuk globul lemak yang
lebih besar. Globul lemak kemudian dikeluarkan dari bagian apical sel ke dalam
lumen alveolar. Jalur yang terakhir meliputi eksositosis vesikel sekretorik
yang mengandung protein susu spesifik, kalsium, fosfat, sitrat, dan laktosa.
Vesikel ini terbentuk di dalam apparatus golgi. Disini, kasein, yang merupakan
protein susu spesifik, membentuk misel
dengan kalsium dan fosfatnya. Golgi bersifat impernebel terhadap laktosa.
Karena laktosa merupakan gula yang aktif secara osmotic, air ditarik ke dalam
golgi sehingga kandungan laktosa menentukan volume cairan susu. Jalur yang
kelima dibutuhkan untuk pembentukan air susu. Jalur ini merupakan jalur
paraselular. Imunoglobulin seperti IgA, plasma protein dan leukosit dapat bergerak
diantara sel alveolar yang telah kehilangan persambungan eratnya (tight
junction).
Regulasi
Produksi Air Susu
Regulasi
kuantitasd dan kuantitas air susu sebagian besar berada dibawah control
prolaktin sebagai hormon pengatur utama, namun kerjanya membutuhkan sinergisme
dengan beberapa hormon lain. Konsentrasi prolaktin meingkat selama kehamilan
dari dibawah 20 ng/ml menjadi lebih dari 200ng/ml. Pada wanita menyusui kadar
prolaktin serum basal meningkat selama 4-6 minggu postpartum, kemudian menurun
hingga kadar seperti sebelum kehamilan walau masih menyusui. Sekitar dua bulan
kemudian, isapan bayi dapat menyebabkan lonjakan pelepasan prolaktin. Walapun
dengan produksi air susu sekitar satu liter atau lebih perhari, refleks ini
juga menghilang secara bertahap.
Peran prolaktin yang paling penting pada awal masa
menyusui terjadi dengan memblok sekresi hormon dari hipofisis dengan
menggunakan agonis dopamine, yaitu bromokriptin. Saat bromokriptin diberikan
pada wanita sesaat sesudah melahirkan, kadar prolaktin turun cepat mencapai
kadar sebelum hamil. Pembesaran payudar dan laktasi tidak akan terjadi.
Estrogen juga digunakan untuk menekan laktasi segera setelah melahirkan, dengan
mekanisme yang berbeda. Setelah pemberian estrogen, kadar prolaktin meningkat,
namun tidak ada air susu yang terbentuk. Estrogen menghambat kerjaprolaktin
pada payudara, yang mungkin penyebab laktasi tidak terjadi sebelum kehamilan.
Setelah plasenta lahir, tidak ada lagi estrogen yang bersirkulasi dalam jumlah
besar. Kadar estrogen turun drastic dan
air susu mulai dibentuk dal 24-48 jam.
Prolaktin menstimulasi sintesis beta laktoglobulin dan
kasein pada jaringan payudara oleh insulin dan kortisol. Prolaktin menstabilkan
kasein mRNA, memperlama waktu paruhnya hingga delapan kali lipat. Prolaktin
menstimulasi sintesis lemak susu, dan mungkin terlibat dalam transport natriun
di jaringan mammae. Pengikatan prolaktin ke reseptornya tidak menstimulasi
aktifitas adenilal siklase.
Heffner, Linda J dan
Danny J. Schust. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Sindrom Chiari-Frommel
Terdapat suatu
keadaan yang walaupun jarang ditemukan tetapi menarik, yaitu menetapnya laktasi
( galaktorea ) dan amenorea pada
wanita yang tidak menyusui setelah melahirkan. Keadaan ini, disebut Sindrom Chiari-Frommel, mungkin
berkaitan dengan atrofi genital dan disebabkan oleh menetapnya sekresi
prolaktin tanpa sekresi FSH dan LH yang diperlukan untuk menghasilkan
pematangan folikel baru dan ovulasi. Pola serupa berupa galaktorea dan amenorea
dengan kadar prolaktin darah yang tinggi dijumpai pada wanita tidak hamil yang
menderita tumor hipofisis kromofob dan pada wanita yang tangkai hipofisisnya
telah dipotong sebagai pengobatan kanker.
Ganong, W.F.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20.Jakarta:EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar