Jumat, 27 Januari 2012

Tujuh Burung Gagak by Brothers Grimm


Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya si istri melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Pemerah Susu dan Embernya by AESOP




Seorang wanita pemerah susu telah memerah susu dari beberapa ekor sapi dan berjalan pulang kembali dari peternakan, dengan seember susu yang dijunjungnya di atas kepalanya. Saat dia berjalan pulang, dia berpikir dan membayang-bayangkan rencananya kedepan.
"Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan memberikan saya banyak cream untuk dibuat. Saya akan membuat mentega yang banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik untuk di pakai ke pesta. Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang memiliki usaha yang bagus saja!"

Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai, dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan semua susu yang telah diperah mengalir tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega, telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya.

Jangan menghitung ayam yang belum menetas.

Senin, 09 Januari 2012

Patofisiologi Tinnitus


A.   Etiologi
Penyebab tinnitus sebenarnya masih belum dapat dipastikan. Tinnitus dapat disebabkan oleh adanya penurunan kemampuan pendengaran, antara lain: presbiacusis, penurunan pendengaran yang diakibatkan oleh suara (noise induced hearing loss), Meniere’s syndrome, atau neuroma akustik         (Wadddell, 2004).
Pendekatan untuk mempelajari etiologi tinnitus dapat dilakukan dengan membedakan tinnitus menjadi 2 kelompok besar yaitu tinnitus obyektif dan tinnitus subyektif. Tinnitus obyektif adalah jika suara yang didengar oleh penderita dapat didengar pula oleh pemeriksa, sedangkan pada tinnitus subyektif suara hanya terdengar oleh penderita saja (Lockwood et.al., 2002).
Subyektif tinnitus juga dapat disebabkan oleh beberapa keadaan sebagaimana yang tertera pada tabel 1. Tinnitus subyektif bias disebabkan oleh karena berasal dari gangguan telinga (otologic), karena efek dari medikasi ataupun obat-obatan (Ototoxic), gangguan neurologist, gangguan metabolisme, ataupun dikarenakan oleh depresi psikogenik. Sedangkan tinnitus obyektif dapat disebabkan oleh karena adanya gangguan vaskularisasi, gangguan neurologist ataupun gangguan pada tuba auditiva atau Eustachian tube                   (Crummer & Hassan, 2004).   
Secara lebih rinci tinnitus subyektif dapat pula disebabkan oleh adanya presbiacusis ataupun karena adanya pengaruh suara yang terlalu keras sebagaimana yang tertera pada tabel 2. Pada tabel dijabarkan mengenai kemungkinan etiologi yang umum terdapat pada penderita dengan tinnitus subyektif. Etiologi tinnitus subyektif antara lain adalah : presbiakusis, paparan suara bising yang lama, trauma akustik yaitu terpapar suara dengan intensitas tinggi sewaktu, otosklerosis yaitu terjadinya proses pengapuran pada tulang pendengaran di telinga tengah ataupun pengapuran pada cochlea, infeksi, autoimun, ataupun predisposisi genetic, dan juga trauma pada kepala ataupun leher (Folmer et.al., 2004).

Fisiologi Pendengaran


Telinga dijadikan untuk mendengar bunyi pada frekuensi tertentu.  Manusia boleh mendengar pada frekuensi antara 20 Hz hingga 20 000 Hz.  Sensitiviti mendengar yang maksimum untuk telinga manusia ialah antara 1000 Hz hingga 4000 Hz.  Keupayaan mendengar adalah minimum pada 4000 Hz.  Di sekitar frekuensi 4000 Hz inilah kerap terjadinya kurang pendengaran disebabkan oleh bunyi bising.

Telinga mempunyai tiga bahagian, iaitu telinga luar, telingan tengah dan telinga dalam .
Telinga Luar terdiri daripada cuping telinga dan lubang telinga yang berfungsi untuk mengarahkan gelombang bunyi ke gegendang telinga.  Gegendang telinga mempunyai lapisan nipis yang akan bergetar apabila gelombang bunyi menimpanya.

Telinga tengah terdiri daripada ruang yang dipenuhi oleh udara dan tiga tulang kecil yang disebut osikel.  Osikel terdiri daripada maleus.  Inkus dan stapes.  Osikel hujungnya terletak di pintu bujur yang merupakan penghubung ke koklea.  Pergerakan stapes menghasilkan gerakan cecair di dalam koklea.  Pintu bulat terletak dihujung koklea di mana ia berfungsi sebagai pintu mengeluarkan tekanan yang masuk dari pintuk bujur tadi.  Osikel memindahkan getaran oleh gelombang bunyi dari gegendang telinga ke tingkap bujur di telinga dalam.

Telinga dalam mempunyai dua struktur yang utama iaitu labirin yang berfungsi untuk keseimbangan dan koklea untuk pendengaran.  Organ Corti terdapat di koklea.  Stapes bersendi dengan inkus dan menutupi bukaan pintu bujur di koklea.  Tekanan bunyi disampaikan kepada koklea oleh stapes tadi dan membentukkan gerakan gelombang cecair yang menyebabkan terjadinya pergerakkan di antara lapisan tektorial dan sel deria rambut.  Organ Corti mempunyai sel deria rambut yang bertindak terhadap getaran gelombang bunyi tadi dan menukarkannya kepada bentuk impuls saraf.  Impuls saraf akan ditransmisikan ke korteks serebrum melalui saraf Auditori.  Sistem pendengaran mempunyai kesan sensitif yang berlainan terhadap frekuensi dan intensiti bunyi yang berlainan.  Contohnya, bunyi yang berfrekuensi 1000 Hz lebih senang di dengar daripada bunyi yang bergrekuensi 100 Hz pada intensiti yang sama.  Kebisingan akan merosakkan sel deria rambut dan menyebabkan sel itu mati.  Sel rambut yang mati itu tidak dapat diganti lagi.

Refles akustik atau reflesk timpanik memberi perlindungan kepada telinga dalam.  Refleks ini terjadi jika bunyi berintensiti 80 dB(A) atau lebih.  Bunyi ini akan menyebabkan otot di telinga tengah iaitu otot stapedius dan tensor timpanik berkontraksi.  Akibat kontraksi, ia akan menarik maleus menjahi gegendang telinga dan menarik stapes menjauhi tingkap bujur.  Pengecilan intensiti bunyi yang diberikan oleh refleks ini adalah lebih kurang 10 dB dan dengan itu ia dapat mengurangkan bunyi yang berintensiti tinggi daripada sampai ke telinga dalam.  Pendedahan kepada kebisingan yang berpanjangan akan menyebabkan refleks untuk akustik menjadi lesu dan tidak dapat melindungi telinga dalam.  Ini juga akan menyebabkansel deria rambut akan rosak akibat kesan kebisingan.


Gelombang bunyi dipindahkan kepada telinga dalam melalui beberapa cara:

1.                  Cara yang biasa ialah di mana gelombang bunyi diarah melalui lubang telinga dan seterusnya ke gegendang telinga.  Gelombang ini memberi kesan getaran kepada gegendang.  Getaran ini seterusnya dipindahkan kepada tulang-tulang kecil pada bahagian telinga tengah.  Pada tulang-tulang kecil getaran diperkuatkan dan ini akan menghasilkan pergerakan cecair yang terdapat di dalam koklea.  Pergerakan cecair ini menyebabkan sel-sel rerambut bersentuh dengan selaput tektorial dan menghasilkan impuls saraf.
2.                  Bunyi juga boleh terus memasuki telinga sekiranya terdapat kebocoran pada gegndang telinga.
3.                  Secara konduksi tulang iaitu bila tenaga bunyi diterima dan dipindahkan ke telinga dalam melalui tulang kepada.