Minggu, 11 Maret 2012

Tiroid: Fisiologi dan Patofisiologi (2)



Kelainan Tiroid
Pada orang dewasa dikenal 4 jenis kelainan / gangguan tiroid. Pertama dan kedua, gangguan fungsi atau keseimbangan homeostasis berupa kekurangan hormon tiroid (hipotiroid), dan kelebihan hormon tiroid (hipertiroid). Ketiga, kelainan berupa pembesaran kelenjar tiroid. Keempat, kelainan hormon tiroid tanpa disertai gangguan klinis (eutiroid). Perlu pula diperhatikan pengaruh obat-obatan terhadap fungsi tiroid.

Hipotiroid
Hipotiroid dapat dibedakan antara yang klinis jelas (overt) dan klinis tidak jelas (subklinis). Hipotiroid subklinis didefinisikan sebagai keadaan dengan kadar TSH meningkat ringan dan kadar fT3 dan T4 normal disertai dengan sedikit / tanpa gejala klinis. Prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia baik pada laki-laki maupun perempuan. Ada banyak variasinya tetapi sebagian besar pasien dengan antibodi TPO positif dan akan berkembang menjadi hipotiroid klinis.

Hipotiroid klinis (overt) atau tiroid kurang aktif merupakan kelainan klinis yang paling umum, terbaik didefinisikan sebagai kadar TSH tinggi dan fT4 rendah dalam serum. Penyebab utamanya kadar yodium yang tidak cukup atau asupan yodium rendah. Di daerah dengan asupan yodium cukup, penyebab utama adalah tiroiditis Hashimoto, yaitu suatu penyakit otoimun disebabkan oleh autoantibodi terhadap TPO. Penyebab lainnya penyakit otoimun lain dan radiasi. Perempuan lebih banyak yang terkena.

Berdasarkan penyebabnya dapat dibeda-kan hipotiroid primer dan sekunder. Yang primer misalnya penyakit Hashimoto atau tiroiditis otoimun kronis, pengang-katan kelenjar tiroid karena pembedahan, pengobatan tiroid dengan yodium radio-aktif, radiasi eksternal, gangguan meta-bolisme yodium, kelebihan atau keku-rangan yodium, limfoma kelenjar tiroid, tiroiditis pasca partus, pengobatan (obat antitiroid, litium, interferon, atau bahan kimia penyebab goiter (goitrogenic). Hipo-tiroid sekunder disebabkan penyakit hipofisis dan hipotalamus.

Diperkirakan 1 dari 100 perempuan usia reproduktif mengalami hipotiroid. Tanda dan gejala hipotiroid bervariasi berdasar-kan perseorangan, penyebab dan lamanya. Hipotiroid klinis yang tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan kejadian anemia, hipertensi, preeklampsia, dan disfungsi jantung pada ibu, serta abortus spontan, berat badan lahir rendah, kematian janin atau lahir mati, dan mungkin gangguan perkembangan otak janin. Hipotiroid berat maternal pada trimester kedua dapat menyebabkan gangguan neurologik yang tidak dapat pulih (irreversible), sedangkan pada trimester ketiga gangguan lebih ringan dan mungkin dapat dipulihkan sebagian.

Di Amerika Serikat penyebab terbanyak hipotiroid subklinis adalah penyakit Hashimoto. Prevalensinya 1-10 % pada populasi dewasa, berjumlah kira-kira 10 juta orang, terutama perempuan (prevalensi 20 % pada usia > 60 tahun). Pada 95 % kasus dengan tiroid otoimun dijumpai otoantibodi tiroid TPOAb dan/atau antitiroglobulin. Pada 3-20 % tiroid otoimun berubah dari subklinis menjadi overt, terutama bila dapat dideteksi TPOAb dan/atau pembesaran tiroid (goiter).

Pembesaran kelenjar tiroid
Pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dapat merata (difuse) atau nodular, tunggal atau banyak (multinodular). Goiter biasanya disebabkan rangsangan berkepanjangan oleh TSH atau zat serupa TSH (TSH-like agent) baik pada hipotiroid (misalnya tiroiditis Hashimoto) maupun hipertiroid (penyakit Graves, tumor sel germinal, adenoma hipofisis), dan dapat pula pada keadaan eutiroid. Penyebab tersering adalah defisiensi yodium. Jadi berdasarkan klinis dan dasar patogenesisnya apakah ada kaitan inflamasi atau keganasan dapat dibedakan antara goiter toksik dan yang non toksik.


Klasifikasi penyebab
Mekanisme patogenesis
Goiter dengan hipotiroid atau eutiroid
Defisiensi yodium
Kelebihan yodium
Goitrogen dalam makanan-minuman
Pengobatan goitrogenik
Litium
Gangguan congenital (banyak jenis)
Resistensi hipofisis dan perifer terhadap hormon tiroid  
Gangguan biosintesis hormon
Hambatan (block) sekresi hormon
Gangguan biosintesis hormon
Gangguan biosintesis hormon
Hambatan (block) sekresi hormon
(Banyak jenis gangguan biosintesis hormon)
Gangguan reseptor (?)
Goiter dengan hipertiroid
Penyakit Graves
Goiter multinodular toksik
Tumor sel germinal
Adenoma hipofisis
Tiroiditis         

Rangsangan oleh TSH-R[stim]Ab
Hiperfungsi otonom
Rangsangan oleh HCG
Produksi lebih TSH
Pembesaran oleh karena "jejas", infiltrasi dan edema

Penyebab umum nodul tiroid
Timbulnya nodul tunggal dapat disebabkan oleh tumor, yang tersering adenoma folikularis. Karsinoma tiroid jarang, biasanya berkembang dari epitel folikel sebagai karsinoma folikularis atau papilaris. Jenis yang lebih jarang adalah karsinoma medularis. Kecurigaan kuat terhadap karsinoma tiroid bila ada riwayat keluarga karsinoma tiroid medularis atau neoplasia endokrin ganda, pertumbuhan cepat tumor terutama selama terapi levothyroxine, nodul tunggal yang padat dan keras, nodul melekat pada struktur sekitarnya, kelumpuhan pita suara, pembesaran kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh.

Kelainan hormon tiroid tanpa disertai gangguan klinis (eutiroid)
Kelainan kadar hormon tiroid dapat dijumpai pada keadaan klinis normal (eutiroid). Penyebabnya adalah keadaan fisiologis normal atau terganggu atau oleh pengaruh obat-obatan. Keadaan sindrom eutiroid sakit (“sick euthyroid syndrome“) tersering diamati pada pasien rawat inap dengan penyakit bukan tiroid (NTI). Sebanyak 13% dari pasien rawat inap dengan penyakit akut mungkin menunjukkan nilai hormon tiroid tidak normal.

Pada kebanyakan pasien kelainan bersifat sementara dan akan kembali normal setelah pulih dari penyakit akut. Sebagai respons akut terjadi penurunan hormon tiroid terutama T3 karena hambatan proses deyodinasi T4 menjadi T3. Hal ini merupakan respons fisiologik menurunkan penggunaan kalori dan katabolisme protein, yang menguntungkan terutama pada pasien dengan status gizi kurang baik, Contoh pada pasien dengan luka bakar atau trauma berat, pembedahan, kanker lanjut, sirosis, gagal ginjal, infark miokard akut, demam berkelanjutan, dan kekurangan kalori (malnutrisi, puasa, anorexia nervosa).

Selain itu juga mungkin terjadi hambatan sumbu hipofisis–tiroid yang menurunkan kadar TSH, berkurangnya sekresi T4, konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer, TBG, atau adanya hambatan pengikatan di sirkulasi. Sebaliknya dilaporkan pula beberapa pasien mungkin memperlihatkan peningkatan kadar TSH.14 Pada kedua keadaan tersebut kadar fT4 normal. Jadi perbedaan (disparitas) kadar TSH dan fT4 mungkin menunjukkan keadaan eutiroid. Hal serupa dijumpai pula pada pasien dengan sakit psikiatrik akut seperti schizophrenia, gangguan afektif utama, gangguan paranoid, dan psikosis atipis. Secara khas kadar TSH meningkat disertai fT4 normal atau meningkat. Yang menarik, pengobatan kelenjar tiroid yang ditujukan untuk mengembalikan kadar TSH dan fT4 ke kadar normal, memperbaiki pula gejala psikiatriknya.

Pengaruh obat-obatan terhadap fungsi tiroid
Beberapa jenis obat dapat mempersulit gambaran biokimia dalam penilaian status tiroid baik pada diagnosis banding awal maupun pada pemantauan. Mekanisme kerjanya dapat mempengaruhi sekresi TSH, bioavailability obat levothyroxine oral, protein pengikat hormon tiroid (TBG), dan metabolisme T3 dan T4. Contoh, dopamin dan glukokortikoid mengurangi sekresi TSH, litium dan sediaan yodida menurun-kan fT4, amiodaron mungkin mening-katkan atau menekan fT4, sekuestran asam empedu (bile acid sequestrant) dilaporkan menurunkan serapan obat levothyroxine oral. Estrogen dan androgen mempengaruhi TBG tetapi tidak mempengaruhi fT4 atau fT3.
CONT...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar