Kamis, 03 Mei 2012

Anoreksia Nervosa (2)


4. Gambaran Klinis Ada 2 tipe anoreksia nervosa; 
   • Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan, mereka biasanya menyediakan makan sendiri 
   • Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci perut atau memperlancar buangan kotoran. 

Gejala klinis/symptom : 
1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus. 
2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian. 
3. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil. 
4. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya. 
5. Muntah yang dipaksakan. 
6. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan. 

Tanda Anoreksia nervosa: 
1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up. 
2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan. 
3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah. 
4. Hypokalemi dan kelainan EKG 
5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan. 

   Kenyataanya semua sistem organ terganggu dalam anoreksia nervosa. Pasien seringkali terjadi bradikardi, hipertensi, dehidrasi, amenore, lekopenia, dan mungkin anemia. Pasien juga mengalami gangguan elektrolit, khususnya ekskresi. Osteopeni, osteoporosis, tambahan aritmia jantung (meliputi interval Q-T yang panjang), motilitas lambung yang lambat, meningkatnya tingkat aminotransferase hepar, insufisiensi renal, rambut rontok, dan adanya lanugo (rambut halus di muka, leher dan punggung) dihubungkan dengan anoreksia nervosa yang berat. 
   Hilangnya jaringan lemak sebagai akibat dari pembatasan gizi dikaitkan dengan hypoleptinemia dan sekresi peptida abnormal terlibat dalam kontrol makanan (neuropeptide Y, melanocortins dan corticotropin-releasing factor, antara lainnya). Suatu penelaahan terhadap kelainan endokrin, gangguan di neurotransmitters, serta rinci analisis tanda-tanda kepadatan tulang dan mineral tulang pada pasien dengan anoreksia nervosa. 

5. Diagnosis Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah: Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu: 
   a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau kurang. 
 b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini : 
    - Merangsang muntah oleh dirinya sendiri 
    - Menggunakan pencahar 
    - Olah raga berlebihan 
    - Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika
  - Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah. 
  - Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal. 
   - Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat. 

6. Pemeriksaa Fisik dan Pemeriksaan Penunjang 
   Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi. 
   Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat pengobatan antidepresan. Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar